Sepakbola di Indonesia adalah salah satu olahraga paling
populer. Olahraga ini dimainkan pada semua tingkatan, dari anak-anak,
laki-laki, muda hingga setengah baya. Liga sepak bola Indonesia dimulai
sekitar tahun 1930-an di era kolonial Belanda.
Liga profesional mulai dibentuk di Indonesia pada tahun 1993. Saat ini Liga Super Indonesia adalah liga profesional tingkat teratas yang sedang berjalan bersama dengan Liga Prima Indonesia.
Badan nasional pengatur sepak bola di Indonesia adalah Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia atau disingkat (PSSI) yang didirikan pada tahun 1930 di Surakarta. PSSI menyelenggarakan turnamen dan kompetisi untuk pria, wanita, dan tim nasional futsal, serta Liga Indonesia. Sebelum berdirinya PSSI, di Indonesia sudah ada Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) sebuah organisasi sepak bola yang didirikan oleh perkumpulan-perkumpulan sepak bola pada masa pemerintah Hindia-Belanda. Pada tahun 1927 NIVB berganti nama menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU).
Sistem liga sepak bola di IndonesiaPada tahun 1993, PSSI menggabungkan dua kompetisi amatir (perserikatan) dan semi-profesional (galatama) menjadi satu kompetisi profesional untuk klub sepak bola, yang dikenal dengan nama Liga Indonesia. Divisi Utama Liga Indonesia menjadi tingkat teratas dari sistem piramida liga di Indonesia hingga tahun 2007. Dari tahun 1994 hingga 2007, format kompetisi divisi utama adalah kombinasi dari dua format kompetisi penuh dan eliminasi tunggal untuk putaran kedua bagi beberapa tim teratas dalam klasemen untuk menentukan juara. Pada tahun 2008 dibentuk Liga Super Indonesia. Mulai dari musim 2008-09 dan seterusnya, format kompetisi berubah menjadi sistem yang lebih umum yang juga digunakan dalam liga sepak bola di Eropa. Satu babak penyisihan telah dihapus dan kompetisi diubah menjadi sistem kompetisi penuh.
Tim nasional Di panggung internasional, Indonesia pernah menjadi tim Asia pertama yang lolos ke Piala Dunia FIFA 1938 yang waktu itu masih bernama tim nasional sepak bola Hindia Belanda. Pada Olimpiade Musim Panas 1956, tim nasional Indonesia berhasil bermain imbang tanpa gol saat melawan Uni Soviet pada pertandingan pertama sebelum kalah 0-4 pada pertandingan kedua. Saat itu Uni Soviet merupakan salah satu negara adidaya dan salah satu tim sepak bola terkuat di dunia dan diperkuat oleh pemain legendaris mereka Lev Yashin. Pada tingkat benua, Indonesia meraih medali perunggu dalam sepak bola putra di Asian Games 1958. Penampilan pertama kembali Indonesia di Piala Asia AFC adalah pada tahun 1996. Dengan hasil imbang melawan Kuwait pada pertandingan pertama dan dua kekalahan dalam dua pertandingan berikutnya melawan Korea Selatan dan tuan rumah Uni Emirat Arab.
Kekisruhan dan konflik
Pembentukan Liga Primer Indonesia
Kekisruhan sepak bola di Indonesia diawali dengan dibentuknya Liga Primer Indonesia, yang digagas oleh pengusaha Arifin Panigoro pada tahun 2010.Pembentukan Liga Primer Indonesia pada waktu itu dilatarbelakangi oleh
keinginan untuk memajukan sepak bola Indonesia menjadi lebih mandiri,
tidak tergantung kepada anggaran dari pemerintah daerah masing-masing
klub. Pada waktu itu, PSSI masih diketuai oleh Nurdin Halid, dan Liga Super Indonesia
yang dibentuk pada pada tahun 2008 adalah sebagai liga tingkat teratas
di Indonesia. PSSI menganggap Liga Primer Indonesia adalah sebagai liga
pembangkang (breakaway league).
Pembentukan Liga Prima Indonesia
Setelah kepengurusan PSSI berganti kepada Djohar Arifin pada tahun 2011, pengurus yang baru tidak mengakui hasil kompetisi LSI musim 2010-11 sebelumnya,dan sebagai gantinya membentuk Liga Prima Indonesia untuk kompetisi musim 2011-12 berikutnya.Pada tanggal 21 September 2011
rapat komite eksekutif PSSI mengubah format kompetisi dari 18 tim
ditambah 6 klub baru yang merupakan bekas tim yang berlaga di Liga Primer Indonesia dan dilebur kedalam Liga Super Indonesia sehingga membentuk kompetisi baru dengan nama Liga Prima Indonesia (bahasa Inggris: Indonesian Premier League (IPL)).
Pembentukan liga baru ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan
klub-klub dan bahkan terjadi perpecahaan di dalam antara anggota komite
eksekutif PSSI.
Sehingga beberapa klub yang tidak setuju terhadap pembentukan Liga
Prima Indonesia, tetap menjalankan kompetisi Liga Super Indonesia.
Kekisruhan berlanjut dengan tidak diakuinya Liga Super Indonesia musim
2011-12, dan dianggap sebagai liga pembangkang (breakaway league).Perseteruan semakin berlanjut dan mencapai puncaknya dengan dibentuknya Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI), oleh klub-klub dan beberapa anggota PSSI yang mendukung tetap dilaksanakannya Liga Super Indonesia.
Dualisme organisasi, kompetisi, daerah dan klub
Pembentukan KPSI menyebabkan terjadinya dualisme
organisasi pengatur sepak bola di Indonesia dan dualisme kompetesi liga
(ISL dan IPL). Tidak hanya liga tingkat teratas saja yang terjadi
dualisme, di tingkat kedua masing-masing kompetisi ISL dan IPL juga
mempunyai Divisi Utama.
Sebagai akibat adanya dua kompetisi yang berjalan, maka timbul pula
dualisme klub yang mengikuti masing-masing kompetisi tersebut.
Sedikitnya ada 6 klub yang mengalami dualisme dengan memakai nama yang
sama, dan masing-masing mengaku sebagai klub yang asli. Berikut ini
adalah daftar klub-klub yang dilanda dualisme dengan nama yang sama :
- Persija Jakarta (IPL dan ISL)
- PSMS Medan (Divisi Utama ISL dan Divisi Utama IPL)
- Persebaya Surabaya (IPL dan Divisi Utama ISL)
- Arema Indonesia (IPL dan ISL)
- PSIS Semarang (Divisi Utama IPL dan Divisi Utama ISL)
- PPSM Magelang (Divisi Utama ISL dan Divisi Utama IPL)
Persoalan dualisme juga menjalar ke tingkat pengurus provinsi
(pengprov). Ada sebanyak 17 pengurus provinsi yang mengalami dualisme
kepengurusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar