Gallery

Gallery
album profil

Jumat, 29 November 2013

Bisnis Sepakbola

MENGELOLA BISNIS SEPAKBOLA PROFESIONAL 
(Muhammad Noor,SE)



Klub sepakbola profesional adalah suatu klub yang menjalankan tatakelola (management) bisnis (firm) yang bertujuan untuk menghasilkan profit melalui prinsip-prinsip kewirausahaan. Kewirausahaan sebuah klub haruslah didasarkan pada prinsip-prinsip bisnis yang lazim sebagai sebuah badan usaha atau perusahaan (firm). Tujuan klub profesional sebagai unit bisnis adalah untuk menghasilkan keuntungan (profit). Ini berarti, klub profesional hanya semata-mata untuk menghasilkan keuntungan dengan cara membangkitkan energi sepakbola melalui mekanisme fungsi finance, operation, marketing, dan human resources. 

Fungsi Finance
Sebuah klub seharusnya memulai pembiayaan dari sumber-sumber pendanaan yang bersifat komersial, seperti investor (termasuk dana sendiri), kreditor atau bentuk-bentuk penyertaan modal lainnya. Semua sumber dana ini harus dikelola dengan efisien dan efektif agar klub bisa menjalankankan usahanya (ikut liga) dan memberikan profit bagi perusahaan. Atas dasar profit ini dimungkinkan untuk mencicil kredit, memupuk modal dan member return bagi pemegang saham (investor). Dengan prinsip ini maka klub-klub yang berharap dan mengandalkan dana dari APBD dan kucuran dana dari perusahaan induk terkikis habis. Memandang modal sebagai investasi akan memperkokoh struktur pendanaan klub di dalam industri sepakbola. Namun demikian, sebuah klub profesional boleh saja sumber keuangannya dari pemda (tetapi tetap harus dihindari), asalkan mekanismenya benar (penempatan dana sebagai saham) dan ada pertanggungjawaban (akuntabilitas) dalam bentuk pengembalian yang jelas.

Fungsi Operation dan Fungsi Marketing
Untuk bisa mengembalikan dana-dana yang digunakan dalam pembiayaan klub, firm harus mampu mengcreate pemasukan (income) yang besar seperti dari hasil penjualan tiket, penjualan merchandise, sponsorship, hak siar, margin nilai transfer pemain dan pelatih. Besar kecilnya jumlah pemasukan ini sangat tergantung pada pengorganisasian klub yang benar dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen operasi klub yang komprehensif. Fungsi pemasaran menjadi kunci sukses pengelolaan operasi sebuah klub profesional. Potensi konsumen sepakbola Indonesia begitu besar, hal ini mengacu pada tingginya kesadaran nasional terhadap sepakbola. Mempertemukan tujuan perusahaan (profit) dengan animo penonton sepakbola adalah sebuah ruang bisnis yang potensinya sangat luar biasa.
Dalam hubungan ini, sepakbola sendiri sebagai produk jasa, maka yang dikemas (diproduksi) dan dijual adalah mutu permainan, kualitas pemain dan kemampuan pelatih, kualitas penyelenggaraan termasuk kualitas infrastruktur (stadion). Jika produk sepakbola ini sudah terbentuk sedemikian rupa (kualitas), maka dengan sendirinya akan mudah memasarkan kegiatan klub profesional menjadi bisnis yang komersial, memudahkan manajemen klub untuk mengkreasi produk-produk turunannya. Selanjutnya, jika penciptaan produk itu sudah diterima baik oleh pasar (pasar bukan saja penonton sepakbola, juga termasuk sponsor, televisi, pemasang iklan) maka jika ingin melompat ke bisnis yang lebih besar maka akan mudah mendapat pasokan dana, karena investor akan berloma-lomba untuk menanamkan modalnya. Sebagai contoh, klub-klub professional seperti MU, Chelsea, Liverpool dan Arsenal di Liga Inggris menjadi klub-klub besar sesungguhnya bukan karena orang Inggris maniak sepakbola, tetapi karena kemampuan mereka menjalankan operation dan marketing klub sebagai sebuah perusahaan. Klub-klub profesional Inggris ini telah terbukti mampu mempertontonkan kualitas sepakbola tidak hanya di pasar domestik tetapi juga di dunia internasional. 

Fungsi Human Resources
Animo penonton sepakbola Indonesia lebih besar dari Inggris, karena itu potensi pasar sepakbola Indonesia sesungguhnya sudah terbentuk. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana cara mengelolanya dan siapa yang harus mengelolanya. Dengan kata lain, masyarakat sepakbola Indonesia adalah konsumen masif sepakbola yang potensial untuk digerakkan sebagai ruang kegiatan bisnis sepakbola. Hanya saja sejauh ini belum digarap secara maksimal. Potensi pasarnya sudah terlihat sejak lama, karena itu klub profesional harus mewujudkannya, dan bagaimana klub menggerakkannya sangat diperlukan tatakelola yang baik dengan kehadiran orang-orang yang tepat di dalam organisasi sepakbola, utamanya klub dan bahkan di organisasi liga (PT Liga) dan asossiasi (PSSI). Orang-orang yang dimaksud tidak harus berlatar belakang sepakbola, tetapi lebih mempertimbangkan kompetensi (professionalisme) dari orang-orang yang akan direkrut. , sebagai contoh, di masa lalu, perusahaan-perusahaan strategis seperti PLN, Telkom, Maskapai dan sebagainya didominasi para insinyur mulai dari direktur hingga urusan keuangan, pemasaran dan sumberdaya manusia. Namun kini, pola-pola penempatan personil semacam itu sudah tidak terlihat lagi. Kini, pemasaran ditangani ahli pemasaran, keuangan dipimpin oleh ahli keuangan dan sumberdaya manusia dikepalai oleh ahli sumberdaya manusia. Karena itu, pengelola klub sepakbola professional di era industri sepakbola yang sekarang, pengelola tidak harus lagi yang berlatar sepakbola (pemain, pelatih), apalagi pejabat yang tidak kompeten, tetapi kriteria pengelola harus lebih mengedepankan pada kemampuan (kompetensi) personil yang mampu mengelola keuangan dengan baik, mampu mengelola sistem operasi klub dan mampu mengelola marketing serta mampu mengelola sumbedaya manusia (staf, pemain, pelatih). Dengan demikian, klub sebagai pelaku bisnis diharapkan mampu menerapkan manjemen klub yang profesional yang pada gilirannya mampu menjaga klub agar tetap berada di dalam industri sepakbola (liga professional). Sekadar sebagai contoh: banyak klub-klub Indonesia bubar karena mengabaikan pentingnya orang-orang profesional di dalam klub. Indonesia kini tengah memasuki era industrialisasi sepakbola. Industrialisasi sepakbola di Indonesia sangat tergantung para profesional bisnis sepakbola yang mampu menguasai bidangnya (finance, operation, marketing, human resources).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar