Gallery

Gallery
album profil

Jumat, 29 November 2013

Bisnis Sepakbola

MENGELOLA BISNIS SEPAKBOLA PROFESIONAL 
(Muhammad Noor,SE)



Klub sepakbola profesional adalah suatu klub yang menjalankan tatakelola (management) bisnis (firm) yang bertujuan untuk menghasilkan profit melalui prinsip-prinsip kewirausahaan. Kewirausahaan sebuah klub haruslah didasarkan pada prinsip-prinsip bisnis yang lazim sebagai sebuah badan usaha atau perusahaan (firm). Tujuan klub profesional sebagai unit bisnis adalah untuk menghasilkan keuntungan (profit). Ini berarti, klub profesional hanya semata-mata untuk menghasilkan keuntungan dengan cara membangkitkan energi sepakbola melalui mekanisme fungsi finance, operation, marketing, dan human resources. 

Fungsi Finance
Sebuah klub seharusnya memulai pembiayaan dari sumber-sumber pendanaan yang bersifat komersial, seperti investor (termasuk dana sendiri), kreditor atau bentuk-bentuk penyertaan modal lainnya. Semua sumber dana ini harus dikelola dengan efisien dan efektif agar klub bisa menjalankankan usahanya (ikut liga) dan memberikan profit bagi perusahaan. Atas dasar profit ini dimungkinkan untuk mencicil kredit, memupuk modal dan member return bagi pemegang saham (investor). Dengan prinsip ini maka klub-klub yang berharap dan mengandalkan dana dari APBD dan kucuran dana dari perusahaan induk terkikis habis. Memandang modal sebagai investasi akan memperkokoh struktur pendanaan klub di dalam industri sepakbola. Namun demikian, sebuah klub profesional boleh saja sumber keuangannya dari pemda (tetapi tetap harus dihindari), asalkan mekanismenya benar (penempatan dana sebagai saham) dan ada pertanggungjawaban (akuntabilitas) dalam bentuk pengembalian yang jelas.

Fungsi Operation dan Fungsi Marketing
Untuk bisa mengembalikan dana-dana yang digunakan dalam pembiayaan klub, firm harus mampu mengcreate pemasukan (income) yang besar seperti dari hasil penjualan tiket, penjualan merchandise, sponsorship, hak siar, margin nilai transfer pemain dan pelatih. Besar kecilnya jumlah pemasukan ini sangat tergantung pada pengorganisasian klub yang benar dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen operasi klub yang komprehensif. Fungsi pemasaran menjadi kunci sukses pengelolaan operasi sebuah klub profesional. Potensi konsumen sepakbola Indonesia begitu besar, hal ini mengacu pada tingginya kesadaran nasional terhadap sepakbola. Mempertemukan tujuan perusahaan (profit) dengan animo penonton sepakbola adalah sebuah ruang bisnis yang potensinya sangat luar biasa.
Dalam hubungan ini, sepakbola sendiri sebagai produk jasa, maka yang dikemas (diproduksi) dan dijual adalah mutu permainan, kualitas pemain dan kemampuan pelatih, kualitas penyelenggaraan termasuk kualitas infrastruktur (stadion). Jika produk sepakbola ini sudah terbentuk sedemikian rupa (kualitas), maka dengan sendirinya akan mudah memasarkan kegiatan klub profesional menjadi bisnis yang komersial, memudahkan manajemen klub untuk mengkreasi produk-produk turunannya. Selanjutnya, jika penciptaan produk itu sudah diterima baik oleh pasar (pasar bukan saja penonton sepakbola, juga termasuk sponsor, televisi, pemasang iklan) maka jika ingin melompat ke bisnis yang lebih besar maka akan mudah mendapat pasokan dana, karena investor akan berloma-lomba untuk menanamkan modalnya. Sebagai contoh, klub-klub professional seperti MU, Chelsea, Liverpool dan Arsenal di Liga Inggris menjadi klub-klub besar sesungguhnya bukan karena orang Inggris maniak sepakbola, tetapi karena kemampuan mereka menjalankan operation dan marketing klub sebagai sebuah perusahaan. Klub-klub profesional Inggris ini telah terbukti mampu mempertontonkan kualitas sepakbola tidak hanya di pasar domestik tetapi juga di dunia internasional. 

Fungsi Human Resources
Animo penonton sepakbola Indonesia lebih besar dari Inggris, karena itu potensi pasar sepakbola Indonesia sesungguhnya sudah terbentuk. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana cara mengelolanya dan siapa yang harus mengelolanya. Dengan kata lain, masyarakat sepakbola Indonesia adalah konsumen masif sepakbola yang potensial untuk digerakkan sebagai ruang kegiatan bisnis sepakbola. Hanya saja sejauh ini belum digarap secara maksimal. Potensi pasarnya sudah terlihat sejak lama, karena itu klub profesional harus mewujudkannya, dan bagaimana klub menggerakkannya sangat diperlukan tatakelola yang baik dengan kehadiran orang-orang yang tepat di dalam organisasi sepakbola, utamanya klub dan bahkan di organisasi liga (PT Liga) dan asossiasi (PSSI). Orang-orang yang dimaksud tidak harus berlatar belakang sepakbola, tetapi lebih mempertimbangkan kompetensi (professionalisme) dari orang-orang yang akan direkrut. , sebagai contoh, di masa lalu, perusahaan-perusahaan strategis seperti PLN, Telkom, Maskapai dan sebagainya didominasi para insinyur mulai dari direktur hingga urusan keuangan, pemasaran dan sumberdaya manusia. Namun kini, pola-pola penempatan personil semacam itu sudah tidak terlihat lagi. Kini, pemasaran ditangani ahli pemasaran, keuangan dipimpin oleh ahli keuangan dan sumberdaya manusia dikepalai oleh ahli sumberdaya manusia. Karena itu, pengelola klub sepakbola professional di era industri sepakbola yang sekarang, pengelola tidak harus lagi yang berlatar sepakbola (pemain, pelatih), apalagi pejabat yang tidak kompeten, tetapi kriteria pengelola harus lebih mengedepankan pada kemampuan (kompetensi) personil yang mampu mengelola keuangan dengan baik, mampu mengelola sistem operasi klub dan mampu mengelola marketing serta mampu mengelola sumbedaya manusia (staf, pemain, pelatih). Dengan demikian, klub sebagai pelaku bisnis diharapkan mampu menerapkan manjemen klub yang profesional yang pada gilirannya mampu menjaga klub agar tetap berada di dalam industri sepakbola (liga professional). Sekadar sebagai contoh: banyak klub-klub Indonesia bubar karena mengabaikan pentingnya orang-orang profesional di dalam klub. Indonesia kini tengah memasuki era industrialisasi sepakbola. Industrialisasi sepakbola di Indonesia sangat tergantung para profesional bisnis sepakbola yang mampu menguasai bidangnya (finance, operation, marketing, human resources).

Senin, 25 November 2013

Nama Pengusaha terpopuler di Banua Kalimantan Selatan

Nama Pengusaha Terpopuler Asal Kalimantan Selatan  

 

Muhammad Noor , Jakarta - Tokoh – Tokoh pengusaha yang kami angkat kali ini berasal dari latar belakang usaha yang berbeda. Sebenanya banyak sekali pengusaha besar di Kalimantan Selatan,  Dari bisnis Properti, Pengadaan bangunan, Pertambangan , Keuangan, dan Industri.

Ada catatan kesuksesan, ada pula kisah prestasi, dan sejumlah peristiwa unik seputar mereka, berikut catatannya :





  1. H Abdussamad Sulaiman HB  yang akrab di sapa Haji Leman. Beliau adalah (owner) pemilik sekaligus pendiri  kerajaan bisnis dengan Merk Hasnur Group yang bergerak di Sektor Pertambangan,  Kontraktor jalan, pelabuhan, Perkebunan Sawit juga ,  Pemilik Media massa dan radio serta yayasan Hasnur Center. Uniknya, brand nama Hasnur Grup di ambil dari Nama beliau dan isteri beliau.
H. Leman juga Pemilik Klub Sepakbola Kalsel, Barito Putera, beliau juga menjabat sebagai Ketua Koni dan  merupakan petinggi partai Golkar di Kalsel selama Tiga Periode hingga tak heran di kenal dekat dengan sosok  Aburizal Bakri Ketua Umum partai Golkar dan  juga akan maju sebagai Calon presiden 2014.
 Baru-baru ini , melalui yayasan  Hasnur Centernya, H. Leman mendirikan SMA Global Islamic Boarding di Kabupaten Batola. Sekolah bertaraf internasional yang dilengkapi sarana dan fasilitas  yang sangat lengkap seperti, gedung olahraga, Studio musik, workshop, koperasi, diklat, Fasilitas bersama, poliklinik, service, asrama, guest house, gedung perawatan, dan lainnya. Karena Ketokohan dan loyalitas itulah   H.Leman di usulkan sebagai tokoh Pemersatu  berpengaruh di Kalimantan Selatan,




 2. Drs. Zaini Mahdi  yang akrab di sapa Haji Ijai dari Binuang.  Pengusaha ini berasal dari Kecamatan Binuang, Kabupaten TAPIN.  Beliau adalah pengusaha Batubara yang cukup terkenal di Kalimantan Selatan.  Menjalankan usahanya dengan bendera PT Batu Gunung Mulia ( BGM ), mengantarkan H.Ijai terkenal di kalangan pemain tambang Lokal dan luar kalsel.
  Ketenaran yang santer membuat beliau banyak di bicarakan saat beliau membangun Rumah Mewahnya tepat di bahu jalan di Kecamatan Binuang. Banyak yang memperkirakan biaya pembuatan rumah tersebut mencapai 40 Milyar. Karena selain mewah rumah yang terletak jauh dari pusat keramaian Kota banjarmasin itu di halaman rumahnya terdapat beberapa pohon Kurma yang kabarnya di datangkan langsung dari Timur Tengah. Beliau juga membangun Sebuah Sirkuit Balap “BALIPAT”  yang juga berada di Binuang.

Menurut beberapa pemain tambang. karena harga yang selalu naik dan permintaan batubara yang selalu meningkat membuat pemasukan H.Ijai selalu meroket. Apalagi kabupaten Tapin kaya dengan kandungan batubara kalori-kalori tingginya yang di patok dengan harga selangit.

3. Pengusaha Ketiga adalah Haji Muhammad Ramlan atau di kenal H. Ramlan. Beliau juga adalah Pengusaha Batubara, Pengusaha Kayu,  Pemilik TV lokal, memiliki bisnis perhotelan dan juga pemilik beberapa wahana Rekreas di Kota Banjarmasin .Namanya semakin populer manakala beliau pernah hampir maju menjadi calon Gubernur Kalimantan Selatan Tahun 2010 lalu.

Kepopuleran beliau pun seakan di topang  karena memiliki anak-anak yang juga menjadi tokoh  dan selebriti. Sebut saja Olla Ramlan, bintang Film, model dan Presenter Nasional . Selain itu juga ada Cintya Ramlan yang juga seorang artis mantan isteri Vicky Nitynegoro, juga putranya  H Ichwan Ramlan yang tertular  jiwa pengusahanya dulunya  pernah menjabat Ketua Hipmi ( Himpunan Pengusaha Muda Indonesia ) Kalimantan Selatan. 

4.  H. Andi Syamsuddin Arsyad atau akrab di kenal H. Isam.Daftar pengusaha ke-empat ini dulunya di kenal sebagai pekerja perkayuan, tukang tebang, buruh muat, dan sopir angkutan, hingga jadi tukang ojek pun sempat dilakukannya. Menurut banyak warga. Pria yang berperawakan gemuk ini bukan berasal dari keluarga pengusaha. Namun sekarang H. Isam telah menjelma menjadi Pengusaha besar karena telah memiliki beberapa Perusahaan dengan berbagai sektor,  Diantaranya di bidang tambang PT. Jhonlin Baratama, dan PT. Jhonlin Marine and Shipping dan juga PT. Jhonlin Air Transport,  yang tersebar di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu,

H.Isam mengawali terjun ke bisnis batubara nyaris hanya modal dengkul.. Berawal saat ikut di sebuah perusahaan milik seorang pengusaha Batubara keturunan China - Surabaya inilah yang mengenalkan H. Isam tentang seluk belum bisnis dan penambangan batubara. Sehingga  mendorong H. Isam  keluar dari perusahaan, dan bekerja sendiri dengan modal pengetahuannya itu. Kini H. Isam tak hanya dikenal di kawasan Kabupaten Tanah Bumbu, tapi di kenal luas di Kalimantan selatan.

H. Isam memiliki Usaha Rental Pesawat terbang di bawah bendera PT. Jhonlin Air Transport. Selain itu Ia juga memiliki helikopter serta armada angkutan di laut. Karena kepopulerannya , Media Tempo bahkan pernah mengupas sosok beliau dalam liputannya khususnya yang menyebutkan dengan kekayaannya, pengaruhnya, serta  kedekatannya dengan banyak petinggi negeri ini, membuat H. Isam sebagai sosok yang “Zero to Hero”.

5. Anton Gunadi. Dia adalah Ketua Umum Persatuan Bulutangkis Seluruh  Indonesia (PBSI) Kalsel. Merupakan Bos PT Bina Benua Grup yang dulu pernah jaya di bidang Perkayuan. Beliau juga Pemilik CV Bina Benua perusahaan kayu ekspor. Nama Anton Gonadi sempet menjadi bahan perbincangan  karna dugaan Illegal Logging tahun 2006-2007 silam.

Pengusaha yang juga ketua Ikatan Keluarga Tionghua Kalimantan selatan ini di isukan dekat dengan Tomy Soharto. Pada 30 Desember 2007  lalu pernah menjadi DPO ( daftar pencarian Orang ) karena perusahaan yang dimilikinya di duga melakukan Ilegal Logging. Hingga di tahun yang sama penyidik Mabes Polri menjemputnya dari Singapura, atas bantuan Interpol. 

Di ketahui  saat itu ia hendak menurus visa ke Jerman untuk tinggal di sana. Namun sekarang kasus sudah beres, anton Gunadi pun merambah di bisnis pertambangan. Pria yang sekarang berusia 52 tahun dan beralamat di Jalan Kampung Melayu tetap bersebelahan rumah dengan Pengusaha populer H. Leman.

Rabu, 20 November 2013

Muhammad Noor,SE Blog: RILIS KOMPETISI ISL 2014 (22 KLUB)

Muhammad Noor,SE Blog: RILIS KOMPETISI ISL 2014 (22 KLUB): Daftar 22 klub peserta Liga Indonesia 2014 Hak Siar Antv dan TvOne ISL 2014 juga akan di siarkan di China, Inilah Klub-klub kontestan :
Hak Siar: Antv (tvOne on Plan) Hingga 2017.
Dimulai: 2014 Januari

1. Persipura Jayapura
2. Arema Indonesia
3. Mitra Kukar
4. Persib Bandung
5. Barito Putera
6. Persisam Samarinda
7. Persiram Raja Ampat
8. Gresik United
9. Persija Jakarta
10. Persela Lamongan
11. Persepam Madura United
12. Persiba Balikpapan
13. Persita Tangerang
14. Sriwijaya FC Palembang
15. Pelita Bandung Raya
16. Persebaya Surabaya
17. Perseru Serui
18. Persik Kediri
19. Persiba Bantul
20. Persiraja Banda Aceh
21. Persijap Jepara
22. Semen Padang FC

Selasa, 19 November 2013

RILIS KOMPETISI ISL 2014 (22 KLUB)





Daftar 22 klub peserta Liga Indonesia 2014 Hak Siar Antv dan TvOne ISL 2014 juga akan di siarkan di China, Inilah Klub-klub kontestan :

1. Persipura Jayapura 
2. Arema indonesia
3. Mitra Kukar
4. Persib Bandung
5. Barito Putera
6. Persisam Samarinda
7. Persiram Raja Ampat
8. Gresik United
9. Persija Jakarta
10. Persela Lamongan
11. Persepam Madura United
12. Persiba Balikpapan
13. Persita Tangerang
14. Sriwijaya FC Palembang
15. Pelita Bandung Raya
16. Persebaya
17. Perseru Serui
18. Persik Kediri
19. Persiba Bantul
20. Persiraja Banda Aceh
21. Persijap Jepara
22. Semen Padang FC




Rabu, 13 November 2013

tata cara mendirikan sebuah klub sepakbola


TATA CARA MENDIRIKAN KLUB SEPAKBOLA

Mendirikan klub sepakbola di Indonesia ternyata gampang-gampang susah. gampangnya karena aturan sudah ada yang terhimpun dalam Pedoman Dasar Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Susahnya karena masih banyak pengurus cabang yang belum mengerti tentang aturan-aturan PSSI. Lebih sulit lagi, karena selain tidak mengerti beberapa pengurus cabang PSSI di berbagai daerah merasa paling berkuasa dan paling menentukan terhadap munculnya suatu klub sepakbola.

Memang benar, pengurus cabang PSSI adalah jajaran paling depan dalam pembinaan sepakbola di Indonesia. Tapi itu dulu. Sekarang, sekolah sepakbola (SSB) lebih mendominasi kegiatan pembinaan itu secara praktis. Alhasil, PSSI hanya perlu membina SSB untuk maju dan berkorelasi dengan kebutuhan pemain oleh klub. Percuma SSB banyak jika ditunjang dengan banyaknya klub yang bertugas mengelola pemain ke kancah profesional. Oleh karena itu, sudah bukan waktunya lagi elemen PSSI mempersulit berdirinya klub. Klub akan lebih meramaikan kompetisi dan menggulirkan ekonomi masyarakat. Berikut ini cara mendirikan klub sepakbola anggota PSSI.

Persyaratan: Syarat suatu klub sepakbola tertera pada Pedoman Dasar PSSI pasal 5 tentang Syarat-Syarat keanggotaan yang isinya sebagai berikut :
  1. Menyetujui dasar, asaz, dan tujuan PSSI. Ketiga hal tersebut bisa dibaca langsung di Pedoman Dasar yang dijadikan referensi tulisan ini.
  2. Mempunyai badan hukum dan pedoman dasar yang tidak bertentangan dengan PSSI. Badan hukum yang lazim saat ini berupa perseroan terbatas dan yayasan. Kedua bentuk badan hukum ini telah digunakan oleh klub-klub besar yang saat ini berlaga di Liga Super Indonesia.
  3. Berkedudukan dan berkantor di kabupaten/kota tempat domisilinya. Tempat kedudukan ini juga dicantumkan dalam pedoman dasar atau anggaran dasar saat menghadap notaris. Sementara domisili kantor dibuktikan dengan surat keterangan domisili oleh kepala desa atau kelurahan setempat.
  4. Memiliki pelatih dan wasit. Pelatih sepakbola merupakan individu terlatih berlisensi PSSI dan afiliasinya seperti AFC, AFC, dan FIFA. Begitu juga dengan wasit. Kedua perangkat ini dibutuhkan oleh sepakbola dan ada sistem pendidikan yang disediakan oleh PSSI.
  5. Memiliki atau mendapatkan ijin menggunakan dari pemilik atau pengelola stadion atau lapangan sepakbola yang memenuhi syarat.
  6. Mengajukan permohonan untuk menjadi calon anggota kepada Pengurus Cabang untuk mendapatkan rekomendasi Pengurus Daerah dan disetujui oleh Pengurus Pusat PSSI. Surat permohonan diajukan ke Pengurus Cabang PSSI dilampiri berkas pedaftaran yang berisi dokumen syarat 1-5 (Pernyataan setuju terhadap dasar, asaz, dan tujuan PSSI; Akte pendirian dan badan hukum; Surat keterangan domisili kantor; fotocopy sertifikat lisensi pelatih, fotocopy sertifikat lisensi wasit; dan Surat keterangan kepemilikan stadion atau surat pernyataan ijin penggunaan lapangan atau stadion).
  7. Untuk menjadi anggota, calon anggota harus memenuhi kewajiban seperti yang disyaratkan pada ayat 1 sampai dengan 6, dapat disahkan dan ditetapkan oleh Pengurus Pusat PSSI.
Dalam 7 persyaratan di atas tidak dicantumkan adanya keharusan memiliki pemain.

Prosedur Pendirian Klub

Setelah syarat 1-5 ada semua, tibalah saatnya mengikuti prosedur (syarat 6-7). Jadi prosedurnya lakukan langkah syarat 6 dan 7. Di syarat nomor 6, kita wajib mengajukan permohonan ke Pengcab PSSI yang adanya di kota/kabupaten untuk menjadi calon anggota PSSI. Setelah itu Anda (pasti bersama-sama orang pengcab) menemui Pengurus Daerah (Pengda) PSSI untuk mendapatkan rekomendasi agar disahkan oleh Pengurus Pusat PSSI. Dinamika memohon, direkomendasi, hingga disahkan, tentu saja tidak gratis. Bahkan lebih dari sekedar ongkos transportasi, makan di jalan, atau sekedar fotocopy berkas. 

Selain tersebut diatas juga diperlukan tambahan dana, dana tersebut disebut dana iuran tahunan pssi ,besarnya sudah tertuang dalam aturan jelas PSSI  yang ada.

* bagi yang mendirikan untuk klub profesional selain akta notaris diperlukan juga sk dari Kemenhumkam serta dananya ya...


Selasa, 05 November 2013

Catatan Wajah Sepakbola Indonesia by Muhammad Noor,SE


Olahraga Cabang Sepakbola merupakan Olahraga yang sangat digemari baik lapisan masyarakat atas sampai dengan kebawah serta bagian yang tidak dipisahkan oleh masyarakat khusus di Indonesia, namun pada perkembangnya semakin tahun semakin maju dan terus berkembang, ini semua karena telah berakhirnya kisruh yang terjadi pada Federasi Sepakbola di Indonesia yaitu (PSSI) .Semoga perlahan akan bangkit dan maju kembali.

Saya selaku orang yang pernah bergelut lama pada Sepakbola sangat memberikan Apreasiasi yang tinggi kepada Tim Indonesia U-19 yang telah mengharumkan nama baik Indonesia di Asean (AFF) dan semoga berjaya pada tingkat Asia (AFC) tahun mendatang. ini bukti nyata bahwa seorang Pelatih yaitu Indra Sapri mampu mencari bibit2 yang handal di seluruh pelosok negeri ini tanpa di intimidasi oleh Federasi (PSSI) , Pengaturan Skor ,dan Pengaturan Pertandingan .  Pencarian para Pemain yang dilakukan  oleh Pelatih Indra Sapri merupakan langkah awal  yang sangat maju dan profesional karena saya juga pernah mengamati sendiri serta membawa sebuah SSB pada tahun 2002 bahwa seorang pemain sepakbola di sebuah pelosok terkecil atau ujung mampu mengharumkan nama baik Indonesia pada ajang Festival Piala Danone U 12 di Perancis dan waktu itu memperoleh Piala Fair Play yang langsung diberikan oleh Salah satu kebanggaan Perancis yaitu Zinedine Zidane. jadi menurut saya sangatlah bagus apabila rekrutmen Tim Nasional diambil dari bibit-bibit pemain diseluruh pelosok negeri ini.

Sebagai seorang tenaga profesional yang pernah dan banyak bergelut pada Sepakbola kurang lebih 13 tahun sejak tahun 2000, tentunya akan tahu lebih banyak sepak terjang yang terjadi pada sepakbola baik yang amatir maupun profesional Indonesia Ada beberapa catatan yang harus saya ungkapkan bagaimana wajah sepakbola Indonesia yang terjadi di masa lalu sampai dengan sekarang.
Sepakbola tentunya bagi yang ingin menjalankan secara serius tentunya akan mendirikan sebuah Klub sebagai tempat menaunginya, klub tersebut di Indonesia dibagi atas 2 bagian yaitu Klub Amatir dan Klub Profesional. Klub Amatir yaitu Klub dari Usia Dini,Divisi III,II dan I  yang dikelola oleh BLAI sedangkan Klub Profesional yaitu Klub Divisi Utama dan ISL dikelola oleh PT Liga Indonesia. Sebuah Klub baik itu Amatir maupun Profesional tentunya memiliki Manajemen Klub Masing-masing.

Sebuah Klub dimana didalamnya terdiri dari :
1. Manajemen Klub;
2. Tim Pelatih;
3. Tim Pendukung;
4. Pemain.
Kriteria sebuah Klub pastinya akan memenuhi kebutuhan yaitu Anggaran Teknis dan Non Teknis. Tantangan sebuah Klub tentunya kemenangan dan prestasi tentu akan lebih diutamakan ,hal ini lah yang berdampak pada terjadinya kecurangan-kecurangan, karena Sebuah Klub yang bermain di Publik atau dikandangnya sendiri (Home) tentunya mengharapkan sebuah kemenangan bukan kekalahan yang akan mereka terima, hal ini bisa kita prediksi apa yang pernah saya ketahui yaitu :
terjadinya Pengaturan sebuah pertandingan melalui sistem atau mekanisme : 
  • Perangkat Pertandingan  yang dibayar sebuah klub atau Mafia Bola
  • Sales Match oleh Klub
  • Sales Match oleh Pemain
  • yang lebih parah kemenangan yang sudah diatur sebuah kompetisi digelar/dimulai, artinya sebuah klub sudah dan tahu bahwa klub tersebut akan menjadi Juara
Saya Selaku Tenaga Profesional awal berkarir sudah merasakan dan melihat sendiri apa yang terjadi pada sepakbola di Negeri ini namun kekuatan yang tidak pernah dilawan berakibat mengakarnya sebuah pertandingan yang sangat kotor dan menurut saya sangatlah keji. Hati Nurani saya berkata pada saat itu kalau tidak mengikuti pastinya akan mati dan kalau saya mengikuti pastinya akan habis. Dari sinilah saya tahu lebih banyak apa yang terjadi pada sepakbola di Indonesia dan pada saat itulah muncul Istilah atau Ungkapan apa yang saya sebut " PEMAIN DEPAN TIDAK BISA GOL, PEMAIN TENGAH TIDAK BISA GOL,PEMAIN BELAKANG TIDAK BISA GOL,MAKA PENJAGA GAWANG AMBIL BOLA  TENDANG DAN GOL ". Saya juga mengutip pernyataan yang baru dilontarkan salah seorang Komisi Disiplin yaitu Sdr.Hinca Pandjaitan (23/10/2013) tentang MAFIA SEPAKBOLA INDONESIA (jaringnews.com) bahwa ada 3 kelompok mafia sepakbola yaitu kelompok Jawa Timur,Kelompok Kalimantan,Kelompok Sumatera. Saya sangat SETUJU dengan pernyataan ini namun menurut saya ulah kelompok tersebut akan berakhir apabila kekuatan atas semuanya dapat diberantas jadi bukan hanya kelompok tersebut dibiarkan berkembang ,akan tetapi ada yang berani  untuk segera melawan serta diberantas , dengan catatan mulai dari pengelola pertandingan,klub serta penyalurnya.....

Semoga ungkapan yang saya buat ini dapat bermanfaat guna kebangkita sepakbola nasional. Maju terus sepakbola Indonesia......

(oleh Muhammad Noor,SE)





Senin, 04 November 2013

Sejarah Kota Kelahiran


SEJARAH KOTA KELAHIRAN
(oleh : Muhammad Noor,SE)


Sebagai Makhluk Ciptaan Allah SWT,dimana manusia diciptakan berpasang-pasangan dan dilahirkan pada sebuah kota.Untuk itulah saya perlu sejarah daripada kota kelahiran saya,agar menjadi tolak ukur untuk bisa yah... mungkin mengenalkan atau lebih jauh mempromosikan.

Saya dilahirkan pada sebuah kota yang berada di sebuah Kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan yaitu tepatnya di Kabupaten Hulu Sungai Tengah atau disebut Kota Barabai.





Kabupaten Hulu Sungai Tengah adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Selatan. Ibu kota kabupaten ini terletak di Barabai. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.472 km² dan berpenduduk sebanyak 243.460 jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010). Motto daerah ini adalah "Murakata" yang diambil dari bahasa Banjar. Murakata merupakan singkatan dari kata, Mufakat, Rakat, Seiya-sekata. Makanan khas Hulu Sungai Tengah adalah Apam Barabai (Kue) dan Pakasam Ikan yang dikeringkan dan dikasih bumbu biar merasa asin ,asem.


Geografi

Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang beribukota di Barabai secara astronomis berada pada 04°61' - 04°47' LU dan 95° - 86°30 BT. Kabupaten Hulu Sungai Tengah berlokasi di sebelah utara Provinsi Kalimantan Selatan, daerah hulu sungai Kalimantan Selatan yang umumnya disebut Banua Anam. Kabupaten ini berada di 165 km dari kota Banjarmasin. Secara topografi, Kabupaten ini terdiri atas tiga kawasan, yakni kawasan rawa, dataran rendah dan wilayah pegunungan Meratus. Semua itu berada pada ketinggian dari 9,53 m dpl (Kecamatan Labuan Amas Utara), 25 m dpl (Kecamatan Barabai), 330 m dpl (Kecamatan Batang Alai Timur) dan 1.894 m dpl di Gunung Halau-halau (Gunung Besar dari Pegunungan Meratus) dengan kemiringan tanas bervariasi antara 0 – 40°. Kawasan hutan lindung terdiri dari dua lokasi yakni kawasan hutan lindung Meratus di Kecamatan Batang Alai Timur seluas 43.782 Ha, dan telah dikuatkan dengan SK Menteri Kehutanan No. 2828 Tahun 2002. Selain itu juga terdapat kawasan hutan lindung lain di Gunung Titi di Kecamatan Limpasu. Sedangkan untuk aliran sungai, kabupaten ini dialiri oleh dua sungai yaitu Sungai Batang Alai dan Sungai Barabai. Faktor iklim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi antara bulan Juni sampai Agustus dan musim penghujan antara bulan Nopember sampai Februari. Curah hujan yang terjadi selama tahun 2008 tercatat rata-rata 209 mm, dengan jumlah tertinggi terjadi pada bulan Maret 2008 (494mm) dan terendah pada bulan Agustus 2008 (9mm). Jumlah hari hujan yang terjadi adalah sebanyak 81 hari dengan rata-rata hari hujan sebanyak 7 hari. Jumlah hari hujan yang terbanyak terjadi pada bulan Februari dan November (12 hari) sebaliknya jumlah hari hujan yang terendah terjadi pada bulan Agustus (1 hari).

Batas Wilayah

Kabupaten ini memiliki batas-batas :
  • sebelah Timur dengan Kabupaten Kotabaru
  • sebelah Selatan dengan Kabupaten Hulu Sungai Selatan
  • sebelah Barat dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara
  • sebelah Utara dengan Kabupaten Balangan

Luas Wilayah

No. Kecamatan Luas (Km²) Persentase
1. Kecamatan Barabai 54,57 3,7
2. Kecamatan Batang Alai Selatan 189,80 12,9
3. Kecamatan Batang Alai Timur 247,94 16,8
4. Kecamatan Batang Alai Utara 70,00 4,8
5. Kecamatan Batu Benawa 99,00 6,7
6. Kecamatan Hantakan 191,98 13,0
7. Kecamatan Haruyan 148,60 10,1
8. Kecamatan Labuan Amas Selatan 86,54 5,9
9. Kecamatan Labuan Amas Utara 161,81 11,0
10. Kecamatan Limpasu 77,49 5,3
11. Kecamatan Pandawan 144,24 9,8

Jarak Antar Ibu Kota Kecamatan

Kecamatan Hry Bt Bnw Htk BAS BAT Brb LAS LAU Pdw BAU Lps
Haruyan - 14,3 10,3 26,8 38,8 17,8 8,3 13,0 20,2 27,8 33,8
Batu Benawa 14,3 - 4,0 14,8 26,8 7,0 12,1 19,0 13,8 17,0 14,0
Hantakan 10,3 4,0 - 18,8 30,8 11,0 16,1 23,0 17,8 21,0 18,0
BAS 26,8 14,8 8,8 - 12,0 9,0 18,5 21,0 15,8 7,0 7,0
BAT 38,8 26,8 0,8 12,0 - 21,0 30,5 30,5 27,8 19,0 19,0
Barabai 17,8 7,0 13,0 9,0 21,0 - 9,5 12,0 6,8 10,0 16,0
LAS 8,3 12,1 6,1 18,5 30,5 9,5 - 4,7 11,9 19,5 25,5
LAU 13,0 19,0 3,0 21,0 35,2 12,0 4,7 - 10,9 22,0 28,0
Pandawan 20,2 13,8 7,8 15,8 27,8 6,8 11,9 10,9 - 16,8 22,8
BAU 27,8 17,0 1,0 24,0 29,0 10,0 19,5 22,0 16,8 - 10,0
Limpasu 33,8 14,0 8,0 7,0 19,0 16,0 25,5 28,0 22,8 10,0 -

Sejarah pembentukan kabupaten

Menurut Staatblaad tahun 1898 no. 178 daerah ini menjadi salah satu onderafdeeling di dalam Afdeeling Kendangan yaitu Onderafdeeling Batang Alai en Labooan Amas terdiri atas:
  1. Distrik Batang Alai
  2. Distrik Labuan Amas
Menurut sejarah bahwa timbulnya hasrat untuk membentuk Kabupaten Hulu Sungai Tengah bagi daerah Barabai atas dasar:
  1. Menyadari bahwa untuk majunya daerah Barabai harus diatur dan diurus oleh masyarakat Barabai sendiri.
  2. Hinstorich resch telah menyatakan bahwa pada zaman penjajahan Belanda sudah ada Barabai Road yang mana pengurusan kepentingan daerah maupun pengurusan keuangan diserahkan sepenuhnya kepada Barabai.
  3. Syarat-syarat untuk berotonomi daerah bagi Barabai telah mencukupi.
  4. Perjuangan Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah telah memakan waktu yang cukup panjang melalui prosedur yang cukup berliku-liku dan ruwet selama kurang lebih 7 (tujuh) tahun.
Tahapan untuk menuntut Kabupaten Hulu Sungai Tengah tersebut melalui periode dimana tiap-tiap periode telah ditentukan langkah-langkah kerjanya, yaitu:

Periode Pelopor

Sebagai awal perjuangan periode pelopor pada tanggal 2-3 September 1953 para tokoh masyarakat bermusyawarah untuk menuntut agar Barabai menjadi daeah otonom sendiri.
Dari pertengahan tahun 1953 sampai dengan 27 Maret 1954 atau selama kurang lebih 9 bulan, dimana pada periode ini para tokoh masyarakat membentuk suatu panitia dengan tugas berupaya semaksimal mungkin agar Kewedanan Barabai dijadikan Daerah Otonom yang berdiri sendiri yang dahulunya sebelum Perang Dunia II bernama Barabai Plaatslijke.
Pada periode ini tercatat orang-orang yang memberikan inisiatif amanat, yaitu:
  • Bapak H. Ali Baderun T.
  • Bapak Abidarda
  • Bapak Abdul Muis Redhani
  • Bapak H. Sibli Imansyah
  • Bapak Surya Hadi Saputra
  • Bapak A. Talib
  • Bapak H. Mukeri
Setelah menerima amanat dari orang-orang tersebut dibentuklah Panitia Penuntut Sementara yang terdiri dari:
  • Ketua: H. Salman
  • Sekretaris: Osvia Arafiah
  • Bendahara: Abdul Muis Redhani
  • Pembantu: A. Zainie, JS, Taplih M., Faisal Amberie, Anang Ibrahim dan H. Syahrani Achmad
Selama kurun waktu 9 bulan itu Panitia Penuntut mengadakan pertemuan-pertemuan mencari/mengumpulkan data dan menemui semua tokoh-tokoh baik yang di Barabai maupun yang ada di Banjarmasin yang tergabung dalam Kerukunan Keluarga Kewedanan Barabai (K3B) Banjarmasin.
Dalam masa Periode Pelopor ini masih banya tokoh masyarakat yang tidak dapat disebutkan satu per satu, namun semuanya bertekad pada waktu itu menuntut dibentuknya Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Periode Perencana


Sebuah keramaian pasar tradisional di Barabai (pada zaman pendudukan Belanda).
Pada tanggal 28 Maret 1954 berbagai hasil permusyawaratan telah dapat membentuk panitia yang terdiri atas:
  • Partai Murba
  • Partai Parindra
  • Partai PNI
Panitia ini memiliki tugas sebagai pengundang pada rapat-rapat selanjutnya, yaitu pada tanggal 4 April 1954 bertempat di Kediaman Asisten Wedana Bapak Abdul Muis Redhani telah dilaksanakan pertemuan yang memutuskan bahwa panitia diberi nama Panitia Penuntutan Kabupaten Barabai dengan susunan kepanitiaan sebagai berikut:
  • Ketua: A. Zainie (NU)
  • Wakil Ketua: Muchyar Usman (Masyumi)
  • Sekretaris I: Hamli Guru (Parindra)
  • Sekretaris II: Osvia Arafiah (SKI)
  • Bendahara: Ali Baderun
Ditambah dengan anggota-anggota yang diambilkan seorang dari masing-masing Partai Politik dari Organisasi Massa yang ada dalam Kewedanan Barabai pada waktu itu.
Pada periode perencanaan ini telah dipelajari dan dibahas semua bahan yang ada dalam proses perjuangan untuk menuntut kabupaten. Dalam rapat yang dihadiri tokoh masyarakat, pemuda, partai politik dan organisasi massa dalam Kewedanan Barabai, yaitu Kecamatan Barabai, Kecamatan Batang Alai dan Kecamatan Labuan Amas telah diambil suatu kesimpulan bahwa tuntutan terhadap Kabupaten Hulu Sungai Tengah sudah waktunya diajukan kepada Pemerintah Pusat.

Periode Pelaksana

Periode Pelaksana dimulai tanggal 12 Februari 1956 sampai dengan 23 Desember 1959, selama periode pelaksanaan ini dimana oleh Partai Politik dianjurkan resolusi agar daerah yang dahulunya disebut Kewedanan Barabai (Plaastslijke Road Barabai) menuntut untuk dijadikan Kabupaten Daerah Tingkat II.
Disamping itu banyak diterima dukungan dari berbagai pihak, yaitu:
  • Pernyataan DPRD Sementara Kabupaten Hulu Sungai Selatan di Kandangan, tanggal 28 Juni 1956
  • Pernyataan DPRD Sementara Kabupaten Hulu Sungai Utara di Amuntai, tanggal 28 Juni 1956
  • Pernyataan Kerukunan Keluarga Kewedanan Barabai di Banjarmasin, tanggal 4 Juli 1956
  • Surat Desakan Gubernuh Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan Nomor Des-637/IV/I/IV kepada Menteri Dalam Negeri di Jakarta, tanggal 6 September 1956
  • Resolusi DPRD Sementara Tingkat I Kalimantan Selatan, tanggal 4 Maret 1957
Untuk mempercepat dukungan diatas, maka diutuslah menghadap Bapak Menteri Dalam Negeri di Jakarta yang terdiri dari :
  • Bapak H. Sulaiman Kurdi
  • Bapak Ali Baderun T.
  • Bapak A. Zaini Y.S.
  • Bapak H. Mukhyar Usman
Selain menemui Menteri Dalam Negeri juga ditemui Wakil Perdana Menteri I Bapak Dr. Idham Khalid, Menteri Sosial, Menteri Perekonomian serta beberapa orang tokoh masyarakat di Jakarta. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan, atas nama Menteri Dalam Negeri pada tanggal 14 Februari 1957 Nomor: Pem-20/2/II ditetapkan Barabai menjadi Kabupaten Administratif Barabai.
Dengan Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959 Kabupaten Administratif ditetapkan sejak Bapak H. Basri, BA sebagai Pejabat Kabupaten Administratif Barabai.
Akhirnya dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan atas nama Menteri Dalam Negeri tanggal 5 Desember 1959 Nomor: Des-575-1-9 pada tanggal 23 Desember 1959 dilaksanakan serah terima antara Pejabat Bupati Hulu Sungai Selatan dengan Daerah Swatantra Tingkat II Hulu Sungai Tengah. Sejak tanggal 24 Desember 1959 itulah Kabupaten Daerah Tingkat II Hulu Sungai Tengah berdiri sendiri, terpisah dari Daerah Tingkat II Hulu Sungai Selatan di Kandangan.
Dengan dasar pertimbangan riwayat maka ditetapkanlah tanggal 24 Desember 1959 merupakan Hari Lahirnya Kabupaten Daerah Tingkat II Hulu Sungai Tengah yang melaksanakan otonomi secara penuh sampai sekarang.

Pertanian

Pertanian Tanaman Pangan

Terdapat 8 komoditas padi dan palawija yang dicakup dalam Kabupaten Hulu Sungai Tengah (tahun 2008), yaitu padi sawah, padi ladang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai dan kacang hijau. Hampir seluruh dari komoditas tersebut produktivitasnya hanya berkisar antara 1,34 – 44,27 Kw/Ha, kecuali ubi kayu dan ubi jalar yang produktivitasnya sebesar 130,56 Kw/Ha dan 90,88 Kw/Ha. Pertanian padi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah umumnya dikerjakan pada musim penghujan kecuali di daerah rawa dikerjakan pada musim kemarau. Luas seluruh tanah pertanian 43.521 ha. Selain padi, bidang pertanian juga menghasilkan sayur-sayuran dan tanaman palawija. Kebanyakan hasil dari tanaman palawija dan sayuran dijual tidak hanya di Kabupaten Hulu Sungai Tengah melainkan ke kabupaten sekitar bahkan sampai ke luar provinsi yaitu Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Sistem pengolahan tanah pertanian sekarang ini mulai mengarah pada teknologi modern yaitu penggunaan mesin traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Mesin perontok padi sangat banyak digunakan oleh petani. Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdapat 22 buah unit usaha industri yang memproduksi mesin perontok padi. Secara keseluruhan unit usaha industri dari berbagai jenis terdapat 151 buah. Industri tersebut masih membutuhkan tenaga-tenaga terampil. Hasil produksinya dipasarkan sampai ke luar provinsi Kalimantan Selatan. Dalam rangka meningkatkan hasil-hasil pertanian, pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah membangun irigasi teknis di Kecamatan Batang Alai Utara yang mampu mengairi sawah seluas 6.223 ha. Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdapat 11 Balai Penyuluhan Pertanian yang berarti terdapat satu kantor BPP di setiap kecamatan. Dan terdapat 71 orang petugas penyuluh lapangan pertanian yang erdiri dari 54 orang laki-laki dan 17 orang perempuan.

Perkebunan

Di bidang perkebunan, terdapat lahan perkebunan seluas 2.020 ha. Kebanyakan penduduk mengusahakan perkebunan karet. Sejak dulu sampai sekarang Kabupaten Hulu Sungai Tengah terkenal dengan penghasil karet walaupun karet yang dihasilkan kebanyakan bukan karet jenis bibit unggul. Luas perkebunan karet 1.415 ha dengan produksi rata-rata 680 kg/ha. Terdapat satu buah perusahaan pengolahan karet yang berkapasitas cukup besar, yaitu PT Dharma Kalimantan yang terletak di Kecamatan Haruyan. Terdapat 19 komoditas perkebunan rakyat yang dicakup dalam Kabupaten Hulu Sungai Tengah (tahun 2008). Dari 19 komoditas tersebut tiga komoditas yang produktivitasnya terbanyak adalah jahe (6.280 kg/ha), sagu (3.456 kg/ha) dan kunyit (2.270 kg/ha). Sedangkan tiga komoditas yang produktivitasnya terkecil adalah kapulaga (125 kg/ha), kapuk (104 kg/ha) dan cengkeh (45 kg/ha).

Perikanan

Perikanan yang terdapat dalam Kabupaten Hulu Sungai Tengah Dalam Angka 2008 mencakup 7 komoditas yang dilakukan penangkapan di perairan umum yaitu ikan gabus, tauman, sepat siam, betok, tambakan, sepat rawa dan ikan lainnya. Produksi komoditas perikanan yang terbanyak adalah sepat rawa (1.544 ton), sepat siam (1.241 ton) dan tambakan (1.070 ton). Walaupun produksi sepat rawa terbanyak namun harga produsennya sangat murah yaitu Rp. 5.000,- . Komoditas perikanan yang produksi tidak terlalu banyak namun harganya lebih mahal daripada yang lain yaitu ikan gabus seharga Rp. 20.000,- / kg. Produksi perikanan yang dilakukan melalui budidaya perikanan sebanyak 5 jenis yaitu ikan mas (90,73 ton), nila (208 ton), patin (62,69 ton), tauman (39,5 ton), dan bawal (3,29 ton).

Peternakan

Pada tahun 2008 produksi ternak besar di Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebanyak 13.284 ekor yang terdiri dari sapi (11.173 ekor), kerbau (2.096 ekor) dan kuda (15 ekor). Produksi sapi terbanyak terdapat di Kecamatan Labuan Amas Selatan sebanyak 1.857 ekor sedangkan ternak kerbau hanya ada di Kecamatan Labuan Amas Utara dan Batang Alai Timur. Dan produksi ternak kecil yang dihasilkan ada sebanyak 27.750 ekor yang terdiri dari kambing (23.882 ekor), domba (2.337 ekor) dan babi (1.531 ekor). Produksi kambing terbanyak terdapat di Kecamatan Barabai (4.391ekor). Serta terdapat sebanyak 2.989.185 ekor ternak unggas.

Sosial Budaya

Kondisi demografi, pendidikan, kesehatan, kehidupan beragama, dan sosial budaya merupakan indikator penting perkembangan sosial budaya. Pendidikan merupakan salah satu tolok ukur pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Beberapa indikator pendidikan menunjukan hal-hal sebagai berikut :
  1. Upaya penuntasan penduduk buta huruf pada 2008 target sasaran sebanyak 1.080 orang sedangkan pada 2007 sebanyak 1.540 orang. Sehingga pada tahun 2008 akan tuntas dengan target sebanyak 1.212 orang.
  2. Angka putus sekolah untuk tingkat SD dan MI sebanyak 92 orang, SMP dan MTs sebanyak 269 orang, SMA dan MA sebanyak 217 orang.
  3. Angka Partisipasi Kasar (APK) murid ditingkat SD pada 2008 adalah 112,7 %, sedangkan pada 2009 sebesar 115 %. Ini berarti terjadi kenaikan 2,3 %. APK SLTP pada 2008 sebesar 95 %, sedangkan pada 2009 sebesar 97 %, dan APK SLTA pada 2008 sebesar 89 %, sedangkan pada 2009 sebesar 91%.
  4. Angka Partisipasi Murni (APM) murid SD pada 2008 sebesar 97,8%, sedangkan pada 2009 sebesar 99,8%; APM SLTP pada 2008 sebesar 77 % dan pada 2009 sebesar 80%; sedangkan APM SLTA pada 2008 sebesar 75%, dan pada 2009 sebanyak 77%.
Dinas KB dan Kessos mencatat di Kabupaten Hulu Sungai Tengah ada sebanyak 11 panti asuhan dengan 401 anak asuh. Dan terdapat 228 karang taruna dengan 11.132 anggota. Selain itu Pengadilan Agama juga mencatat ada sebanyak 269 perkara pada tahun 2008 dan yang sudah diselesaikan sebayak 218 perkara. Menurut catatan Kepolisian Resort terdapat 3.451 pelanggaran lalu lintas dengan 35 kecelakaan lalu lintas. Selain itu juga terjadi 299 tindak kriminalitas.

Pendidikan

Kabupaten Hulu Sungai Tengah mempunyai lembaga pendidikan SD/MI sebanyak 307 buah, SMP/MTs sebanyak 47 buah, SMA sebanyak 8 buah, dan SMK sebanyak 4 buah. Dari 4 buah SMK yang ada telah dibuka berbagai jurusan antara lain Akuntansi, Adminsitasi Perkantoran, Penjualan, Teknologi Informatika, Teknik Pemesinan dan Mekanik Otomotif. Juga terdapat lembaga Pendidikan Tinggi sebanyak 3 buah, yaitu Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Washliyah Barabai, Akademi Perawat (Akper) Murakata Barabai, Akademi Koperasi (AKOP) Barabai. Pada tahun 2008 jumlah siswa lulusan SMA sebanyak 849 orang, MA sebanyak 533 orang, dan SMK sebanyak 235 orang. Jumlah lulusan setiap tahun mengalami kenaikan. Hal ini dimungkinkan berkaitan dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk meraih jenjang pendidikan yang makin tinggi. Sisi lain bidang pendidikan yang perlu mendapatkan penanganan serius adalah latar belakang pendidikan guru. Pada Tahun 2007 (Juni) tercatat guru SD yang masih berpendidikan SLTA sebanyak 1.064 orang (36%), Diploma 1 sebanyak 5 orang (0,2%), Diploma 2 sebanyak 1.550 orang (53%), Diploma 3 sebanyak 21 orang (0,7%), dan Sarjana 118 orang (4%).

Kesehatan

Fasilitas kesehatan yang ada sebanyak 1 rumah sakit, 19 puskesmas, 45 puskesmas pembantu dan 19 apotik. Untuk melayani kegiatan kesehatan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdapat 108 orang perawat, 153 orang bidan, 27 orang dokter umum, 3 orang dokter gigi dan 4 orang apotiker serta 21 orang asisten apoteker. Tiga besar penyakit yang banyak diderita penduduk dan yang berobat di RSUD H. Damanhuri adalah hipertensi sebanyak 1.157 penderita, TB Paru sebanyak 454 penderita dan Bronchitis sebanyak 406 penderita. Dinas Duknaker dan KB mencatat ada sebanyak 23 klinik KB dengan 234 petugas KB. Dengan jumlah Pasangan Usia Subur sebanyak 45.904 orang, akseptor KB yang tercatat pada tahun 2008 ada sebanyak 35.322 orang, diantaranya 7.553 orang akseptor KB baru. Alat/cara KB yang paling banyak digunakan adalah Pil yaitu sebanyak 24.835 akseptor. Hasil pendataan keluarga menunjukkan Keluarga Pra Sejahtera mencapai 4.861 keluarga, KS I sebanyak 21.167 keluarga, KS II sebanyak 27.337 keluarga, KS III sebanyak 14.552 keluarga KS III Plus sebanyak 230 keluarga.

Kehidupan Beragama

Data Departemen agama menyatakan bahwa terdapat 228.730 penduduk pemeluk agama Islam, 525 pemeluk agama Kristen Protestan, 75 penduduk pemeluk agama Kristen Katolik, 1.314 penduduk pemeluk agama Hindu dan 3.618 penduduk pemeluk agama lainnya. Dalam menjalankan kewajibannya untuk beribadah tersedia 254 mesjid,731 mushalla/langgar, 4 gereja dan 1 pura. Kantor Departemen Agama mencatat ada sebanyak 2.597 pernikahan selama tahun 2008. Selain itu jemaah haji yang berangkat ke tanah suci ada sebanyak 207 orang.

Suku bangsa

Suku asli daerah ini adalah suku Banjar yang terdapat di seluruh kecamatan dan suku Dayak Bukit yang bermukim di kecamatan Batu Benawa.
Suku bangsa lainnya di kabupaten ini adalah:
  1. Suku Banjar: 213.729 jiwa
  2. Suku Jawa: 3.395 jiwa
  3. Suku Bugis: 169 jiwa
  4. Suku Madura: 72 jiwa
  5. Suku Buket: 3.368 jiwa
  6. Suku Mandar: 7 jiwa
  7. Suku Bakumpai: 23 jiwa
  8. Suku Sunda: 217 jiwa
  9. Suku lainnya: 7.406 jiwa

Perindustrian, Penggalian, Listrik dan Air Bersih

Perindustrian

Pada tahun 2008 di Kabupaten Hulu Sungai tengah terdapat 1.401 unit usaha industri dengan tenaga kerja sebanyak 3.949 orang. Kegiatan industri tersebut menghasilkan produksi senilai 131.659 juta rupiah yang berasal dari investasi senilai 25.575 juta rupiah. Pada tahun ini pula telah diterbitkan sebanyak 1.431 SIUP oleh Dinas Perindagkop Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Penggalian

Bagian Pertambangan Pemerintah Daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah pada tahun 2008 telah mencatat produksi 5 komoditas pertambangan dan penggalian yaitu batu kali, batu gunung dan batu pecah (32.438,78 m), sirtu (26.398,01 m ), kerikil (62.406,69 m), tanah (19.613,45 m), dan marmer (949,03 3m). Walaupun marmer memiliki nilai produksi terendah namun harga produksinya jauh lebih tinggi dibandingkan yang lain yaitu senilai Rp.80.000,- / m3

Listrik

PT. PLN (Persero) Cabang Barabai pada tahun 2008 mencatat sebanyak 206.556 pelanggan daya dengan kenaikan 3,21 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dengan daya terpasang sebanyak 139.548.830 Kwh. Dari seluruh desa di Kabupaten Hulu Sungai Tengah hanya sebanyak 91 persen yang teraliri listrik.

Air Bersih

Pada tahun 2008 terdapat 8.719 pelanggan air minum di kabupaten Hulu Sungai Tengah, sebanyak 95,2 persen merupakan pelanggan non niaga. Dari produksi air minum sebanyak 2.640.816 m3 yang terjual hanya 73,3 persen saja dengan nilai penjualan sebesar Rp. 2.762.711.170,- .

Perdagangan

Berdasarkan catatan Sub Dulog Wilayah I Barabai tahun 2008 terdapat sebanyak 108.000 ton beras ex move pengadaan dan 3.694.506 ton beras move in regional ex DN dengan total 3.802.506 ton beras. Pada tahun tersebut terdapat penyaluran beras sebanyak 1.606.163 ton. Dinas Peridagkop Kabupaten Hulu Sungai Tengah mencatat realisasi ekspor non migas (karet sir) Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebanyak 21.231,28 ton senilai 369.277,31 juta rupiah. Seluruh kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah memilki 24 hari pasar. Pasar-pasar tersebut tidak dilakasanakan setiap hari namun hanya pada hari-hari tertentu saja. Hari pasar terbanyak terdapat di Kecamatan Labuan Amas Utara dan Batang Alai Utara yaitu sebanyak 4 hari pasar.

Perhubungan, Pariwisata, Pos, Jasa dan Telekomunikasi

Letak Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang strategis pada jalur lalu lintas antar kabupaten dalam Provinsi Kalimantan Selatan maupun antar provinsi menyebabkan sektor perdagangan, transportasi dan jasa berkembang cukup maju. Mengingat potensi tersebut Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah telah membangun pasar dan plaza sebagai pusat perbelanjaan di kota Barabai, ibukota kabupaten. Masyarakat kabupaten sekitar seperti Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Balangan, dan Kabupaten Tabalong serta dari Kabupaten Pasir (Kalimantan Timur) banyak yang berbelanja di kota Barabai.

Perhubungan

Kondisi jalan diseluruh kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah pada tahun 2008 sebesar 51,19 persen dalam kondisi baik, 18,34 persen dalam kondisi rusak dan sisanya dalam kondisi sedang. Menurut jenis permukaan jalan, sebesar 72,84 persen berupa aspal, 7,66 persen berupa kerikil, 12,22 persen berupa tanah dan 7,28 persen sisanya tidak dirinci. Menurut kelas jalan, sebesar 72,84 persen kelas IIIB, 7,66 persen kelas IIIC dan 19,50 persen sisanya tidak dirinci. Menurut Satuan Lantas Polres Hulu Sungai Tengah pada tahun 2008 tercatat sebanyak 358 mobil penumpang, 291 mobil beban dan 6.797 sepeda motor. Pada tahun 2008 kendaraan angkutan pedesaan yang memiliki izin trayek ada sebanyak 125 buah.

Pariwisata

Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdapat tiga tempat rekreasi yaitu Log Laga Ria, Batu Benawa Pagat dan Banyu Panas Hantakan dengan jumlah pengunjung masing-masing sebanyak 9.880 orang, 27.295 orang dan 10.184 orang.

Pos

Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdapat 1 buah kantor pos, 7 buah kantor pos pembantu dan 2 rumah pos. Hanya Kecamatan Hantakan, Batang Alai Timur dan Limpasu yang tidak memiliki baik kantor pos pembantu maupun rumah pos. Pada tahun 2008 terjadi pengiriman paket pos sebanyak 215 buah dan penerimaan paket pos sebanyak 1.357 buah.

Jasa

Pada sektor jasa telah berkembang maju perhotelan dan perbengkelan. Kota Barabai dijuluki oleh masyarakat sebagai kota seribu satu bengkel. Banyak perusahaan yang menempatkan stok barangnya untuk wilayah ‘'Banua Anam'’ (Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Balangan, Kabupaten Tabalong dan Kabupaten Tapin) di Barabai ibukota Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Setiap tahun jasa penginapan dan persewaan selalu mengalami kenaikan. Sampai tahun 2008 terdapat 11 buah hotel/penginapan atau 26.784 buah kamar dan 4 buah jasa persewaan lainnya.

Telekomunikasi

Pada tahun 2008 menurut catatan PT. TELKOM Cabang Barabai terdapat sebanyak 3.380 pelanggan SST dan 456 pelanggan SSF. Pada tahun tersebut pendapatan yang diterima sebesar Rp. 5.161.829.639,- .

Keadaan Penduduk dan Angkatan Kerja

Keadaan Penduduk

Kabupaten Hulu Sungai tengah terdiri dari 11 kecamatan, 161 desa dan 8 kelurahan. Jumlah rumah tangga yang tercatat pada akhir tahun 2008 mencapai 65.904 RT, dengan jumlah penduduk 237.080 orang yang terdiri dari 114.891 orang laki-laki dan 122.189 orang perempuan, dengan sex ratio 94. Jumlah penduduk terbanyak berada di kecamatan Barabai (49.278 orang) dengan kepadatan 903orang/Km² sebaliknya jumlah penduduk yang terkecil berada di kecamatan Batang Alai Timur (6710 orang) dengan kepadatan 27orang/Km². Sex Ratio hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah bernilai di bawah 100, kecuali Kecamatan Batang Alai Timur dan Limpasu yang bernilai 102 dan 100. Hal ini berarti di Kecamatan Batang Alai Timur pada tahun 2008 untuk setiap 100 penduduk perempuan terdapat 102 penduduk laki-laki. Namun secara keseluruhan sex ratio di Kabupaten Hulu Sungai Tengah bernilai 94 yang berari setiap 100 penduduk perempuan terdapat 94 penduduk laki-laki. Untuk umur harapan hidup (AHH) penduduk Kabupaten Hulu Sungai Tengah adalah 62,2 tahun dan Angka Keluhan Kesehatan (AKK) 18,7%. Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Tenaga Kerja tercatat 4.055 orang pencari kerja, dengan tingkat pendidikan terbanyak SLTA. Dari jumlah tersebut sebanyak 879 orang diantaranya telah ditempatkan. Pada tahun 2008 Disduknaker mengadakan pelatihan keterampilan dengan peserta sebanyak 100 orang, serta adanya pelatihan keterampilan yang diadakan swasta yang diikuti sebanyak 1.267 orang.

Angkatan Kerja

Penetapan tingkat upah/gaji ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah Kebutuhan Hidup Minimum (KHM). Rata-rata KHM pekerja yang ditetapkan pada tahun 2008 adalah Rp. 725.578,- per bulan.

Ekonomi

Pada tahun 2008 realisasi penerimaan/pengeluaran daerah otonom tingkat II Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebesar Rp. 344.667.835.882,87. Penerimaan terbesar berasal dari Dana Alokasi Umum yaitu sebesar 70,68 persen dan pengeluaran terbesar adalah untuk belanja pelayanan publik sebesar 75,83 persen. Dari pokok ketetapan PBB tahun 2008 yang telah ditetapkan Kantor Pelayanan PBB yaitu sebesar Rp. 527.742.607,- didapat realisasi penerimaan PBB yang sama, berarti sesuai dengan pokok ketetapan Cabang Dipenda Tk.I kalimantan Selatan Barabai mencatat pencapaian target penerimaan pajak kendaraan bermotor, penerimaan bea balik nama kendaraan bermotor dan penerimaan retribusi bahan galian golongan C masing-masing adalah sebesar 83,39 persen, 83,96 persen dan 122,34 persen. Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah terdapat 19 buah Koperasi Unit Desa dengan anggota sebanyak 15.046 orang dan 33 buah Koperasi Non Unit Desa dengan anggota sebanyak 12.487 orang. Pada tahun 2008 terdapat sebanyak 10.911 peserta askes menurut atatan PT. (Persero) Askes KPC 1703 HST. Perum Pegadaian Barabai mencatat nilai kredit sebesar Rp. 6.809.924.000,- dengan barang jaminan sebanyak 3.632 buah. Selain itu juga tercatat tunggakan sebesar Rp. 1.432.998.000,- dengan jumlah barang sebanyak 790 buah.

Pendapatan Regional

Pendapatan Domestik Regional Bruto Kabupaten Hulu Sungai Tengah tahun 2008 menurut harga konstan (2000=100) adalah sebesar 836.909.283 (000 Rp) sedangkan PDRB menurut harga berlaku adalah sebesar 1.218.716.405 (000 Rp). PDRB menurut harga berlaku terlihat peranan terbesar berasal dari sektor pertanian yaitu sebesar 38,04 persen diikuti oleh sektor jasa-jasa sebesar 22,08 persen dan perdagangan hotel dan restoran sebesar 14,67 persen sedangkan sektor listrik, gas dan air bersih memberikan sumbangan yang terkecil yaitu sebesar 0,44 persen. PDRB yang didapat dibagi dengan jumlah penduduk maka didapat pendapatan per kapita Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebesar Rp. 3.541.814,- .

RDB Perkapita

Tahun Harga Berlaku (Rp) Harga Konstan (Rp)
2003 3.172.113 2.970.025
2004 3.522.933 3.098.297
2005 3.847.689 3.178.992
2006 4.107.572 3.243.457
2007 4.537.993 3.348.293
2008 5.157.627 3.541.814

Laju Pertumbuhan Ekonomi

Tahun Atas Dasar
Harga Berlaku
Atas Dasar
Harga Konstan
2003 11,69 4,91
2004 11,11 4,38
2005 8,16 3,45
2006 12,44 4,99
2007 13,65 5,78

Politik, Hukum, & Pemerintahan

Keadaan politik dan hukum yang berdampak pada kerawanan sosial politik yang berdimensi vertikal dan horizontal di Kabupaten Hulu Sungai Tengah sampai saat ini tidak pernah terjadi. Panasnya suhu politik hanya terjadi pada saat-saat PEMILU dan PILKADA, hal itu pun masih dalam tingkat wajar dan rasional dalam demokrasi. Salah satu penyebab hal ini terjadi karena masyarakat tidak majemuk seperti daerah-daerah lain, sehingga tidak terjadi gesekan yang bernuansa SARA. Tingkat partisipasi politik masyarakat dalam Pemilu 2004 yang lalu cukup tinggi yaitu 80,32%. Dari 156.667 orang pemilih terdaftar telah menggunakan hak pilihnya sebanyak 125.831 orang. Adapun Partai Politik yang berhasil memperoleh kursi dalam Pemilu 2004 tersebut adalah sebagai berikut : PKS 6 kursi, Partai Golkar 4 kursi PPP 4 kursi, PAN 4 kursi, PBB 3 kursi, Partai Patriot 3 kursi, PDK 1 kursi, PKB 1 kursi, PBR 1 kursi, PKPB 1 kursi dan PPD 1 kursi. Jumlah fraksi pada DPRD Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebanyak 6 fraksi. Pada pemilihan Kepala Daerah tahun 2005 merupakan Pilkada pertama yang dilaksanakan secara langsung di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Tingkat partisipasi politik masyarakat juga cukup tinggi yaitu dengan pemilih yang menggunakan hak pilihnya sebanyak 131.254 orang atau 81,40% dari 161.254 jumlah pemilih yang terdaftar.Selama tahun 2008, DPRD Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang beranggotakan 30 orang telah menyelenggarakan 94 kali rapat dan 162 persidangan yang mengeluarkan 46 keputusan dan 11 perda. Badan Pengawasan Kabupaten Hulu Sungai Tengah telah menyelesaikan 105 kasus dari 257 kasus yang ditemukan. Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Hulu Sungai Tengah telah mengeluarkan 1 buah SK Hak Guna Bangunan dan 3 buah SK Hak Pakai. Pada tahun 2008 Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Hulu Sungai Tengah telah melaksanakan proyek prasarana dari bantuan pembangunan desa sebanyak 939 unit dengan dana sebesar Rp. 2.535.000.000,- . Pada tahun tersebut juga dilaksanakan lomba desa dengan pemenang Desa Batu Panggung, Kalibaru, dan Muara Rintis serta Kelurahan Barabai Darat sebagai kelurahan terbaik I.

Kepala daerah

Saat ini, Hulu Sungai Tengah dipimpin oleh bupati Harun Nurasid dan wakil bupati Faqih Jarjani yang memenangkan Pilkada HST tahun 2010. Mereka dilantik pada tanggal 31 Agustus 2010.

Daftar Bupati Hulu Sungai Tengah

Berikut ini adalah daftar nama-nama yang pernah memimpin Kabupaten Hulu Sungai Tengah sejak tahun 1959:
No. Foto Nama Periode Keterangan
1.
H.A.H. Budhi Gawis 1959–1962
2.
H. A. Burhanul A. 1962–1963 Penjabat bupati
3.
Achmad Zainie Y.S. 1963 Penjabat bupati
4.
H. Abdul Gani 1963–1968
5.
Anang Ramlan 1968–1969 Penjabat bupati
6.
Dahlan Arifin 1969–1974
7.
H. M. Husni Thamrin 1974–1979
8.
M. Syarkawi D., BA 1979–1984
9.
Drs. H. Eddy Rosasi 1984–1989
10.
Drs. H. Ahmad Syah 1989–1994
11.
Drs. H.M.N. Arifin 1994–1999
12.
Drs. H. Gusti Hasan Aman 1999 Penjabat bupati
13.
Drs. H. Saiful Rasyid 2000–2005
14.
Drs. H. Noor Riwandi 14 Januari 2005–31 Agustus 2005 Penjabat bupati
15.
Drs. H. Saiful Rasyid, MM 2005–2010 Terpilih secara demokratis melalui Pilkada 2005
16.
Ir. H. Harun Nurasid, MM, MT 2010–sekarang Terpilih secara demokratis melalui Pilkada 2010

Pembagian administratif

Saat ini kecamatan di kabupaten Hulu Sungai Tengah berjumlah 11, yaitu:
Peta Hulu Sungai Tengah per kecamatan (angka).png
  1. Barabai
  2. Batang Alai Selatan
  3. Limpasu
  4. Batang Alai Utara
  5. Batang Alai Timur
  6. Batu Benawa
  7. Hantakan
  8. Haruyan
  9. Labuan Amas Selatan
  10. Labuan Amas Utara
  11. Pandawan